Iklan

terkini

Bullying : Pengertian, Jenis Bullying, Dampak dan Cara membela Diri

Jumat, 05 Februari 2021, Februari 05, 2021 WIB Last Updated 2021-10-10T12:13:40Z

 Bullying : Pengertian, Jenis Bullying, Dampak dan Cara membela Diri


www.rumahguru.info Bismillahirrohmanirrohim 

Assalamualaikum Wr.Wb


1.Sebelum belajar jangan lupa berdoa supaya bimbingan klasik ini berjalan lancer

2.Silahkan isi absen di link di bawah ini

https://forms.gle/9dTvibY8guUWiSjB6

3. Isi evalusi hasil di link dibawah ini

https://forms.gle/xQVeBoFfWaeHCqzV9



AYO BERANTAS BULLYING!


Sebelum kalian mencatat materi di bawah kalian bisa membaca salah satu komik online yang ada di bawah ini:

1. https://komik.pendidikan.id/online/komik/bullying/

2. https://komik.pendidikan.id/online/komik/ayo_lawan_si_bully/


Setelah membaca materi Ayo Pahami “AYO BERANTAS BULLYING!”

DEFINISI BULLYING


Pengertian bullying, yang juga dikenal dengan istilah perundungan, merupakan perilaku agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak (khususnya usia sekolah), yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban yang terjadi berulang.


Beberapa tindakan yang juga termasuk dalam bullying, di antaranya perbuatan yang dapat membahayakan anak lain, menyebarkan rumor yang merugikan korban, melakukan penyerangan secara fisik atau verbal, dan juga mengucilkan anak dari sebuah kelompok secara sengaja.


PERBEDAAN BULLYING DAN CANDAAN


Ada kalanya, bullying dan bercanda tidak bisa dibedakan karena keduanya bisa jadi bersifat iseng atau mengerjai anak yang menjadi korban. Namun, ada batasan yang sangat jelas antara bullying dan bercanda. 


Bercanda dilakukan anak-anak sebagai 

1. Salah satu cara komunikasi dan bentuk interaksi sosial. 

2. Dapat mempererat hubungan pertemanan di antara anak karena mereka dapat tertawa bersama dan menjadi lebih akrab

3. Bentuk candaan mungkin hanya dapat dilakukan pada anak-anak yang berteman akrab


Sementara itu, Perbedaan mencolok pengertian bullying dari candaan adalah 

1. Tujuan pelaku yang melakukan perundungan karena perasaan benci dan bermaksud menyakiti

2. Tujuan melakukan bullying bukanlah untuk membangun hubungan, melainkan untuk mempermalukan dan menyakiti korban sehingga pelaku merasa lebih hebat

3. Namun, perlu diwaspadai bahwa walaupun bercanda tidak memiliki tujuan awal buruk, tapi hal yang lucu bagi seorang anak, mungkin tidak menyenangkan bagi anak lainnya. Pada saat candaan yang tidak menyenangkan terus dilakukan berulang kali dan membuat anak lainnya tersakiti, maka bercanda pun bisa berubah menjadi bullying.


JENIS-JENIS BULLYING

Terdapat berbagai jenis bullying yang dapat terjadi di tengah lingkungan pergaulan anak.


Perundungan fisik

Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai usaha mengontrol korban dengan kekuatan yang dimiliki pelakunya. Termasuk di antaranya menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya. Bullying fisik merupakan jenis bullying yang paling mudah dikenali dan biasanya orangtua maupun guru lebih peka terhadap tipe perundungan ini.


Bullying verbal

Bullying verbal merupakan jenis perundungan dengan menggunakan kata-kata, pernyataan, dan sebutan atau panggilan yang menghina. Pelaku perundungan verbal akan terus melakukan penghinaan untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang lain.Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemberian nama panggilan yang buruk memiliki konsekuensi serius pada korban dan dapat meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.


Agresi relasional/Sosial

Agresi relasional adalah tipe perundungan yang dilakukan secara emosional dan kerap luput dari perhatian orangtua dan guru. Padahal tipe perundungan ini tidak kalah berbahaya. Dalam agresi relasional, biasanya pelaku berusaha menyakiti korban dengan menyabotase status sosial mereka dengan cara:

Mengasingkan korban dari kelompok

Menyebarkan gosip atau fitnah

Pelaku berusaha menaikkan kedudukan sosial sendiri dengan mengendalikan atau mengintimidasi korban.


Cyberbullying

Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi secara online di dunia maya. Ini merupakan tindakan perundungan yang paling jarang disadari oleh orangtua dan guru. Pelaku melakukan perundungan dengan cara melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan menargetkan korban melalui media online. Besar kemungkinan seorang anak korban bullying tidak bicara terus terang jika dia mengalami perundungan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mulai lebih peka jika anak-anak menunjukkan perubahan perilaku yang tidak biasa.Untuk menyelesaikan masalah perundungan, mungkin akan diperlukan kerjasama oleh beberapa pihak, termasuk dengan pihak sekolah. Mungkin pihak kepolisian harus dilibatkan jika perundungan telah melibatkan kekerasan fisik atau pemerasan.


DAMPAK BULLYING TERHADAP ANAK

Bullying memiliki dampak yang luas. Selain bagi anak-anak yang menjadi korban, dampak negatif juga dapat dirasakan pelaku perundungan hingga mereka yang menyaksikan perundungan. Tindakan perundungan telah banyak dikaitkan dengan dampak negatif pada perkembangan anak, termasuk gangguan kesehatan mental, penggunaan narkoba, depresi, hingga bunuh diri.

Bagi anak korban perundungan

Anak korban perundungan dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, mental dan juga masalah akademik. Mereka juga bisa merasakan gejala-gejala, seperti depresi, cemas, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Tidak jarang korban perundungan kemudian melakukan tindakan balasan yang sangat kejam. Masalah anak-anak ini juga dapat bertahan hingga usia dewasa.

Bagi anak pelaku perundungan

Anak pelaku perundungan dapat terlibat dalam perilaku kekerasan dan berisiko lainnya, di mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa. Mereka akan cenderung agresif dan terlibat penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan, perusakan, bahkan melakukan tindakan pidana setelah dewasa.

Bagi anak-anak yang menyaksikan bullying

Anak-anak yang menyaksikan bullying dapat mengalami peningkatan penggunaan tembakau, alkohol atau obat-obatan, memiliki masalah kesehatan mental, temasuk depresi dan kecemasan serta membolos sekolah.


CIRI PELAKU DAN KORBAN BULLYING

Ciri-ciri pelaku bullying adalah memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga pelaku dapat mengatur orang lain yang dianggap lebih rendah. Menurut Astuti (2008), 

Ciri-ciri pelaku bullying antara lain adalah sebagai berikut:

1. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah. 

2. Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah/sekitarnya.

3. Merupakan tokoh populer di sekolah.

4. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai, yaitu sering berjalan di depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan/melecehkan.

Sedangkan menurut Susanto (2010), ciri-ciri korban bullying antara lain adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi korban atau sebaliknya. 

2. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua mereka.

3. Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat kecemasan sosial mereka tinggi. 

4. Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki lebih sering mendapat siksaan secara langsung, misalnya bullying fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban perempuan lebih sering mendapat siksaan secara tidak langsung misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal. 

5. Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan penerimaan secara sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah sosial. Anak korban bullying kurang diperhatikan oleh pembina, karena korban tidak bersikap aktif dalam sebuah aktivitas.


CARA MEMBELA DIRI DARI BULLYING

Ketika membahas membela diri saat anak atau teman menghadapi bullying, bukan berarti soal memukul atau balik memaki, maupun mengajarkan tentang membenci atau membalas dendam pada pelaku bullying. Namun ada beberapa hal bijak yang bisa dilakukan anak-anak, remaja maupun teman kita saat menghadapi tindakan perundungan ini. 

Perlihatkan kepercayaan diri

Memiliki kepercayaan diri akan membuatnya terhindar dari bullying. Membangun tingkat kepercayaan diri bisa dimulai dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang, dan berani melakukan tatap mata. Latih anak atau teman kita agar dapat melakukan hal itu dengan baik sekalipun ia sedang merasa ketakutan maupun tak percaya diri. Membangun mental adalah kunci utama agar tak ditindas. 

Membentuk grup pertemanan

Pelaku bullying atau perundungan biasanya tidak menjadikan anak atau seseorang yang punya teman sebagai target. Mereka biasanya menyerang anak-anak atau remaja, atau rekan kerja yang tampak tak punya teman. Jika orang tersebut tipenya suka menyendiri atau tak punya teman, maka ajari dia menjalin persahabatan walau hanya dengan satu teman. Grup pertemanan akan mencegah perundungan.

Belajar untuk lebih peka

Ajak anak maupun remaja untuk lebih waspada dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi jika terasa ada sesuatu yang tak beres di sekelilingnya. Melatih kepekaan mereka tentang lingkungan tak dapat dilakukan dalam waktu sehari. Mengajari membela diri dengan melatih kewaspadaannya, bertujuan untuk menghindarkannya dari keadaan terpojok dan tempat sepi saat dikeroyok. 

Hindari perkelahian

Kadang, menghindari perkelahian dianggap sebagai tindakan pengecut. Namun, orang tua atau kita sebagai teman bisa mengatakan pada anak atau teman bahwa menghindari perkelahian sama saja sedang mencegah situasi yang lebih buruk terjadi. Maka, sebelum situasi jadi lebih runyam, lari adalah cara terbaik untuk mencegahnya. Ajari mereka kepekaan untuk mempertajam instingnya kapan tanda bahaya untuk lari diperlukan.

Gunakan suara yang tegas

Para perundung biasanya tak akan menyerang orang yang memiliki kepercayaan diri dalam suaranya. Namun, hal ini perlu latihan khusus, terutama dalam situasi darurat. Suara yang tegas juga dapat menjadi teror mental para perundung bahwa lawannya bukanlah orang yang lemah. Sehingga lawan akan berpikir ulang soal serangan yang ia rencanakan. 

Selalu cari pintu keluar

Kemanapun anak atau remaja pergi ke suatu tempat apalagi tempat tertutup, ajari mereka untuk selalu mencari di mana letak pintu keluar. Hal ini akan berguna jika nantinya mereka dikepung di sebuah tempat oleh segerombol orang di ruangan tertentu.

Berteriak

Cara membela diri lainnya adalah saat terjadi perundungan adalah dengan cara berteriak kapanpun ia merasa akan diserang. Selain akan mengacaukan konsentrasi lawan, selain itu kemungkinan besar akan ada bantuan yang datang untuk menolong. Yang jelas, diam bukanlah ide yang baik dalam keadaan darurat.

Mengikuti kelas bela diri

Bullying seringkali melibatkan serangan fisik. Dengan mengikuti kelas bela diri, anak atau remaja akan dapat membela diri saat dirundung. Mereka juga dapat mengetahui bagaimana caranya merespon serangan. Selain itu, olahraga bela diri juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membuat mereka dapat melindungi orang sekitarnya yang ditindas oleh perundung. 

Gunakan teknik bela diri

Orangtua sering takut jika anaknya terlibat dalam perkelahian fisik. Namun, dalam menghadapi perundung yang melakukan serangan fisik, hal itu diperlukan. Di dalam teknik bela diri ada banyak cara yang gunanya bukan menyerang, namun menghindar. Ajari anak untuk fokus pada menghindari serangan dibanding dengan menghadapi serangan.

Laporkan ke pihak yang berwajib

Apabila kasus bullying sudah sampai ke tingkat yang lebih parah seperti kekerasan, ancaman, bahkan sempat mendapat pemerasan, maka sebaiknya laporkan hal tersebut kepada pihak polisi. Namun, sebelum itu, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan pihak sekolah, tempat kerja atau melalui keluarga lebih dahulu. Sebab, jika sudah masuk ranah hukum, urusannya akan lebih panjang


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bullying : Pengertian, Jenis Bullying, Dampak dan Cara membela Diri

Terkini

Iklan